Investor biasanya menggunakan tolok ukur kinerja seperti Sharpe Ratio atau Sortino Ratio untuk menentukan peringkat reksa dana, ETF, dan pelacak indeks. Namun, tolok ukur kinerja umum ini memiliki beberapa kekurangan dan seringkali bisa menyesatkan. Rasio Omega mengatasi kekurangan ini dan memberikan cara peringkat investasi yang lebih canggih.
Rasio Sharpe berasal dari tahun 1960-an dan juga dikenal sebagai rasio reward-to-risk. Ini memiliki arti pengembalian dana efektif dibagi dengan standar deviasi, dan keuntungan utamanya memiliki arti banyak dari mereka diberikan dalam lembar data dana. Standar deviasi digunakan oleh Sharpe Ratio sebagai proxy untuk risiko. Namun, ini menyesatkan karena beberapa alasan yang sangat penting.
Pertama, standar deviasi mengasumsikan bahwa pengembalian investasi terdistribusi secara normal. Dengan kata lain, bali memiliki bentuk lonceng yang klasik. Untuk banyak kendaraan investasi, hal ini tidak selalu terjadi. Hedge fund dan investasi lainnya sering menunjukkan kemiringan dan kurtosis dalam pengembaliannya. Miring dan kurtosis memiliki arti istilah matematika yang mengacu pada distribusi yang lebih luas (atau sempit) atau lebih tinggi (atau lebih pendek) dari distribusi normal.
Kedua, sebagian besar investor menganggap risiko sebagai kemungkinan kerugian – dengan kata lain ukuran sisi kiri distribusi. Ini bukan standar deviasi, yang hanya menunjukkan seberapa tersebar investasi di sekitar rata-rata. Dengan menarik informasi dari distribusi imbal hasil empiris, standar deviasi tidak cukup merepresentasikan risiko kerugian ekstrem.
Ketiga, standar deviasi menghukum variasi di atas rata-rata dan variasi di bawah rata-rata secara merata. Namun, sebagian besar investor hanya mengkhawatirkan variasi di bawah rata-rata, tetapi secara positif mendorong variasi di atas rata-rata. Poin ini sebagian dibahas dalam Rasio Sortino, yang serupa dengan Rasio Sharpe tetapi hanya menghukum penyimpangan ke bawah.
Akhirnya, rata-rata historis digunakan untuk mewakili pengembalian yang diharapkan. Sekali lagi ini menyesatkan karena rata-rata memberi bobot yang sama pada pengembalian di masa lalu dan pengembalian di masa lalu. Yang terakhir merupakan indikasi kinerja yang lebih baik daripada yang pertama.
Rasio Omega dikembangkan untuk mengatasi kegagalan Sharpe Ratio. Rasio Omega didefinisikan sebagai luas distribusi pengembalian di atas ambang batas dibagi dengan luas distribusi pengembalian di bawah ambang batas. Dengan kata lain, itu memiliki arti nilai tertimbang probabilitas dibagi dengan kerugian tertimbang probabilitas (dengan nilai yang lebih tinggi lebih baik daripada yang lebih rendah). Definisi ini dengan elegan menangkap semua informasi penting dalam distribusi pengembalian, dan yang lebih penting menjelaskan secara memadai risiko membuat kerugian yang ekstrim.
Namun, investasi dengan Rasio Omega yang tinggi bisa lebih stabil daripada investasi dengan Rasio Sharpe yang tinggi.
Rasio Sharpe dan Rasio omega dapat dengan mudah dihitung menggunakan alat seperti spreadsheet atau paket matematika lainnya.